Keadaan new normal yang berawal dari pandemi, mulai terlihat di mana-mana. Sebut saja penjual di pasar yang mengenakan plastik penutup wajah. Hal-hal tersebut akan menjadi hal biasa di antara kita semua dan tidak akan menjadi sesuatu yang aneh lagi. Pada next normal, sesuatu yang tadinya abnormal, akan menjadi hal yang normal atau biasa. Ini berlaku dalam berbagai hal, dari bisnis hingga rumah tangga.
Setiap era industri membutuhkan perubahan perilaku. Dan, digitalisasi sering disebut menjadi bagian revolusi, sebab hal itu dapat memberi banyak manfaat pada fase-fase tersebut. Digitalisasi dalam bisnis sendiri sangat menjanjikan, sebab pengguna internet telah mencakup 50% Indonesia dan 70% di antaranya diakses lewat ponsel. Digitalisasi ini memengaruhi pula tenaga kerja yang posisinya dapat digantikan digital. Pemilik gerai fisik pun berpikir untuk memperlebar ke dunia maya. Saat digitalisasi sedang berjalan, kini datang virus Corona dan transformasi digital semakin mendesak untuk diwujudkan.
[Baca juga: Efek Domino COVID-19 dan Bagaimana E-Commerce dan Industri Retail-FMCG Saling Menguatkan]
Digitalisasi ditambah COVID-19 membuat konsumen maupun perusahaan terpaksa melakukan perubahan-perubahan. Bagi perusahaan Fast-Moving Consumer Goods atau FMCG sendiri perlu melakukan perubahan-perubahan dari sisi retail sales-nya. Perubahan tersebut di antaranya ada tiga, yakni model bisnis; sistem pemesanan; dan teknologi keuangan.
Table of Contents
ToggleModel Bisnis Baru untuk Retail Sales FMCG pada Next Normal
Objektif bisnis tetap sama, yaitu bagaimana menaikkan keuntungan dan menurunkan biaya pengeluaran. Ada area-area yang perlu jadi fokus pada next normal, yakni:
Pekerja di Retail Sales FMCG pada Next Normal
Para pekerja perlu beradaptasi dengan cepat dan memiliki kapabilitas untuk di next normal
Proses Penjualan di Retail Sales FMCG pada Next Normal
Perlu dilihat apakah cara lama dalam penjualan masih valid atau tidak, serta diperlukan diubah dengan digitalisasi.
Kesempatan Pemasaran di Retail Sales FMCG pada Next Normal
Pasar General Trade turun, sedangkan Modern Trade dan e-commerce naik. Ada pula kategori-kategori tertentu yang sedang bagus, seperti seputar menjaga kesehatan, kebersihan, dan nutrisi. Selain itu, saat ini demand paket besar atau family pack juga sedang tinggi. Perusahaan perlu melihat hal-hal tersebut, menghentikan sementara biaya untuk aktivitas yang sedang kurang laku dan dipindahkan untuk budget aktivitas atau jenis produk yang sedang diminati konsumen.
Â
Pada model bisnis FMCG yang sebelumnya, ada peranan dari distributor dan salesman. Model bisnis yang sekarang, mulai dicampur model konvensional ditambah digital. Di model ini, ada Retail Sales Order atau RSO, di mana pemilik toko dapat melakukan pemesanan sendiri secara langsung ke perusahaan, serta tetap ada salesman. Pada model bisnis FMCG masa depan, alurnya akan dari prinsipal -> logistic provider -> RSO -> pembayaran elektronik dan pengantaran ke pembeli.
Â
Sistem Pemesanan untuk Retail Sales FMCG pada Next Normal
Dengan adanya RSO, perusahaan bisa menjual lebih banyak dan mendapat pemasukan lebih banyak. Ini juga membuat pelanggan dapat melakukan self-service. Selain itu, hubungan dan transaksi dimungkinkan menjadi transparan antara penjual dan pembeli.
Â
Teknologi Keuangan untuk Retail Sales FMCG pada Next Normal
Dengan proses pemesanan dan pembelian yang menjadi digital, pembayaran cashless juga akan menyertai next normal. Lewat e-money, ada berbagai keuntungan untuk kedua belah pihak, seperti biaya yang berkurang; lebih aman; serta transaksi yang lebih cepat.
Â
[Baca juga: Retailer dan CPG, Ini Hal Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Omnichannel]
Â
Cara Bertahan pada Next Normal
Next normal perlu disikapi serius oleh berbagai pihak. Bagi perusahaan, perlu mempertahankan hubungan atau interaksi berkala dengan pelanggan juga tim internal. Selanjutnya, perlu mendigitalisasi operasional perusahaan dan hubungannya dengan pelanggan. Bisa bekerja sama dengan perusahaan yang membantu transformasi digital, seperti GITS Indonesia. Poin terakhir, perlu mencoba hal baru karena apa yang berjalan dengan baik pada masa lalu belum tentu akan cocok pada masa ini dan masa depan.
Â
Webinar GITS Expert Talk #3 bersama bapak Bayu Isnawan, Head of Sales Development Frisian Flag Indonesia, dapat ditonton ulang di
Â
Untuk file materi, dapat diakses di bawah ini.
[passster password=”get3-gits”]
File materi:
Bila terdapat pertanyaan tentang bahasan ini, bisa berdiskusi dengan pak Bayu
Untuk Anda yang ingin berkonsultasi atau mengobrol tentang transformasi digital, silakan email GITS Indonesia di: [email protected] (mohon sertakan informasi bahwa Anda peserta webinar).
[/passster]
Bila belum bisa membukanya, sila isi formulir ini terlebih dahulu dan akan dikabari kemudian.
Â
Bayu Isnawan adalah Head of Sales Development di Frisian Flag Indonesia.
Jacqueline adalah bagian dari Marketing GITS Indonesia.
GITS Indonesia menyediakan solusi IT untuk perusahaan Anda. Klien kami di antaranya, yakni Danone; Toyota; dan Jasa Raharja. Contoh proyek kami dapat dilihat di halaman Portfolio ini.
Â
Mulai Transformasi Digital Perusahaan Anda lewat Mobile App, Website, dan Cloud Sekarang